Contoh Laporan Penciptaan Seni
LAPORAN
PENCIPTAAN KARYA SENI
KARYA SENI LUKIS “ MENUNGGU”
A.
Pendahuluan
Latar
belakang ide penciptaan
Kata "seni" adalah sebuah
kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman
yang berbeda. Kata seni berasal dari
kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/
Ketulusan jiwa".Namun menurut kajian ilmu di Eropa mengatakan
"ART" (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau
karya dari sebuah kegiatan.Pemahaman makna seni sangat beragam tergantung pada
latar belakang kultural pemikirannya.
Sudjojono
memahami kesenian sebagai jiwa ketok (jiwa yang nampak). Sudjojono dalam
esainya yang berjudul “Kesenian, Seniman dan Masyarakat”mempertanyakan apa yang
disebut sebagai kesenian.
“Apakah itu kesenian? Untuk menjawab
ini susah sekali. Kalau seorang seniman membuat suatu barang kesenian, maka
sebenarnya buah kesenian tadi tidak lain dari jiwanya sendiri yang kelihatan.
Kesenian adalah jiwa ketok.Jadi kesenian adalah jiwa. Jadi kalau seorang
sungging membuat sebuah patung dari batu atau kayu, maka patung batu atau
patung kayu tadi, meskipun ia menggambarkan bunga, ikan, burung, atau awan
saja, sebenarnya gambar jiwa tadi. Di dalam patung ikan, patung burung, atau
awan tadi kelihatan jiwa sang Sungging dengan terangnya.”(Sudjojono, 2000: 92)
Selain
Sudjojono para ahli budaya lainpun memiliki pemikiran yang berbeda dalam
memahami pengertian seni
a. Drs. Popo Iskandar berpendapat, seni adalah hasil ungkapan emosi yang ingin disampaikan kepada orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat / berkelompok
b. Ahdiat Karta Miharja, seni adalah kegiatan rohani yang merefleksikan realitas dalam suatu karya yang bentuk dan isinya mempunyai untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohaninya penerimanya.
c. Ki Hajar Dewantara, seni adalah ….segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan sifat indah, hingga menggerakan jiwa perasaan manusia
d. Plato dan Reuseau berpendapat, seni adalah hasil peniruan dari alam dengan segala seginya
a. Drs. Popo Iskandar berpendapat, seni adalah hasil ungkapan emosi yang ingin disampaikan kepada orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat / berkelompok
b. Ahdiat Karta Miharja, seni adalah kegiatan rohani yang merefleksikan realitas dalam suatu karya yang bentuk dan isinya mempunyai untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohaninya penerimanya.
c. Ki Hajar Dewantara, seni adalah ….segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan sifat indah, hingga menggerakan jiwa perasaan manusia
d. Plato dan Reuseau berpendapat, seni adalah hasil peniruan dari alam dengan segala seginya
Berdasarkan penelitian para ahli
menyatakan seni/karya seni sudah ada + sejak 60.000 tahun yang lampau.Bukti ini
terdapat pada dinding-dinding gua di Prancis Selatan.Buktinya berupa lukisan
yang berupa torehan-torehan pada dinding dengan menggunakan warna yang
menggambarkan kehidupan manusia purba.Artefak/bukti ini mengingatkan kita pada
lukisan moderen yang penuh ekspresi.Hal ini dapat kita lihat dari kebebaan
mengubah bentuk.Satu hal yang membedakan antara karya seni manusia Purba dengan
manusia Moderen adalah terletak pada tujuan penciptaannya. Kalau manusia purba
membuat karya seni/penanda kebudayaan pada massanya adalah semat-mata hanya
untuk kepentingan Sosioreligi, atau manusia purba adalah figure yang masih
terkungkung oleh kekuatan-kekuatan di sekitarnya. Sedangkan manusia moderen
membuat karya seni/penanda kebudayaan pada masanya digunakan untuk kepuasan
pribadinya dan menggambarkan kondisi lingkungannya "mungkin". Dengan
kata lain manusia modern adalah figure yang ingin menemukan hal-hal yang baru
dan mempunyai cakrawala berfikir yang lebih luas.
Seni merupakan wahana pengungkapan
ekspresi perasaan penciptanya melalui media audio, visual dan audio visual.
Seni memiliki keluasan ekspresi dan persepsi yang sangat luas, dengan kata lain
seni dalam penyampaiannya sangat multidimensional dan multicultural. Dari segi
penikmat seni memiliki ruang sangat yang luas untuk diapresiasi. Dalam makalah
ini penulis membatasi diri pada konsepsi
seni rupa sesuai dengan kajian yang dikemukakan yang mengerucut pada konsep
karya-karya seni rupa penulis. Penulis
sebagai senirupawan memaknai seni rupa adalah
salah satu cabang kesenian yang
merupakan hasil ungkapan perasaan yang disampaikan melalui media rupa atau
visual. Dalam proses penciptaannya tentu saja mengkolaborasikan antara teknik
dan kekuatan imajinasi penulis.
Alloh SWT menciptakan manusia
sebagai makhluk yang unik, sebagai individu manusia terdiri dari jasmani dan
rokhani sedangkan sebagai makhluk sosial manusia hidup berinteraksi dengan
manusia lain dan makhluk lain yang ada di bumi. Manusia secara fisik hidup
dalam alam nyata atau realita, sedangkan fikirannya dapat menembus alam
imajiner yang sangat luas. Kemampuan fikiran manusia sangat luar biasa
dibanding makhluk lain, karena dengan kekuasaan Alloh SWT manusia dapat menjadi
kholifah di muka bumiini. Keseharian manusia sebagai makhluk sosial sangat
menarik bagi penulis, karena dengan kemampuan berinteraksi manusia mampu
memberikan dinamika terhadap alam semesta secara keseluruhan.Keunikan kehidupan
sosial manusia diangkat oleh penulis dalam karya seni rupa multi
dimensi.Dinamika kehidupan keseharian menjadi subjek matter karya-karya
penulis.Interaksi dalam kehidupan manusia berupa persahabatan, pertentangan,
keselarasan, kegembiraan, kemarahan dan kesedihan manusia menjadi inpirasi
penulis untuk berkarya.
Makna
Karya seni sesungguhnya merupakan
satu kesatuan utuh dari unsur-unsur pembentuknya baik fisik maupun non fisik.
Akan tetapi untuk kepentingan apresiasi penulis yang juga pencipta seni akan
menguraikan makna karya seni yang diciptakan. Penciptaan Lukisan cat minyak berukuran
40 x 40 cm yang berjudul “ Menunggu” merupakan ungkapan estetis penulis tentang
keunikan sosok wanita tua yang sedang duduk menunggu sesuatu. Secara visual
digambarkan sossok wanita tua yang sedang menunggu di depan dapur rumahnya.
Menunggu merupakan pekerjaan yang sangat menjenuhkan, tergambar dari wajah
penuh harap dari wanita tua dalam lukisan.Makna lebih jauh dari lukisan ini
bahwa hidup manusia hanyalah menunggu sebuah titik akhir dari kehidupan yaitu
kematian. Untuk itu manusia harus mengisi kehidupan dengan perbuatan yang
maslahat dunia dan akhirat
Tujuan
Tujuan Penciptaan Karya
adalah sebagai berikut :
1. Mengekspresikan perasaan yang merupakan
kristalisasi dari persepsi imajinasi penulis
terhadap kehidupan manusia, melalui media karya lukisan.
2. Memenuhi syarat kenaikan tingkat ke IV/b.
B.
Proses Penciptaan
·
Bahan
Dan Alat
Bahan dan alat yang
digunakan untuk penciptaan lukisan “Menunggu”
a. Bahan :
1 Kanvas
2 Kayu
3 Cat Minyak/Oil Color Merk Marries dan Talens
4
Lijn Olie
5
Terp
6 Paku
6 Paku
b. Alat :
1. Palu
2. Gergaji
3. Kuas
4. Pisau Palet
5. Palet
• Deskripsi Proses Penciptaan
1. Tahap pencarian gagasan atau ide kreatif
Proses
kreatif akan hadir secara tiba-tiba dan tidak
dipaksakan, hal ini menuntut kita untuk merealisasikan ide kreatif
menjadi sketsa dan dimungkinkan langsung lukisan. Kebanyakan seniman menemukan ide itu secara
spontan atau kebetulan melihat objek yang menarik dan langsung merangsang otak
untuk merespon apa yang kita lihat secara visual. Realisasi bentuk yang
ditampilkan itu tergantung kepada kita untuk menangkap bentuk baik realis, atau
abstrak tergantung kepada gaya masing-masing seniman.
Proses
pemindahan objek yang dilakukan oleh seniman hanya mengambil abjek pokoknya
saja sedangkan latarbelakang dibuat abstrak, tetapi masih berorientasi pada
objek dibalik objek utama. Objek kehidupan manusia sangatlah luas dan beragam,
akan tetapi penulis mengambil objek yang menjadi subjek matter melalui sebuah
proses pencarian inspirasi yang berlangsung lama, lalu di simpan dalam memori.
Ketika pikiran dan mencapai “MOOD” maka
muncul sebuah gagasan untuk menciptakan sebuah karya berjudul “Menunggu”.
2. Tahap
Persiapan
a.
Tahap Persiapan diawali dengan pembuatan spanram, spanram adalah rangka kayu untuk membentang kanvas:
Pembuatan Spanram berbentuk segi empat
dengan langkah sebagai berikut :
·
Memotong kayu reng
dengan ukuran 1 cm x 2 cm x 40 cm (dua buah) dan 1 cm x 2 cm x 40 cm (dua buah).
·
Kayu yang sudah
dipotong disambungkan menggunakan paku membentuk rangka kayu sebagai berikut:
b. Tahap
berikutnya pemasangan kanvas :
·
Kanvas dibentangkan
pada spanram dengan jalan memaku kanvas pada sepanjang sisi kiri, kanan atas
dan bawah spanram dengan klip.
·
Kanvas yang sudah
terbentang dilumuri dengan waterproof atau pasta zinc white sebagai pelapis
dasar kain kanvas.
·
Kanvas yang telah
dilapisi water proof waran putih dijemur sampai kering.
c. Menyiapkan bahan
dan alat lain selain kanvas.
3. Tahap
Pelaksanaan
a. Pembuatan
Sketsa
Sketsa merupakan langkah awal pembentukan
objek lukisan yang merupakan esensi
pemikiran dan perasaan pelukis yang akan divisualisasikan dalam lukisan. Dengan demikian sketsa merupakan goresan-goresan
global yang bersifat spontan dan
essensial.
b. Proses perwujudan visual lukisan
Setelah pembuatan sketsa selanjutnya adalah
proses perwujudan objek dengan jalan
mengolah unsur-unsur seni rupa menjadi sebuah lukisan. Secara teknis lukisan dibuat melalui langkah sebagai
berikut :
·
Mencampur warna oil
color dengan lijn olie menggunakan pisau palet pada palet.
·
Menggoreskan warna yang
telah tercampur pada kanvas, diawali dengan warna gelap pada latar belakang
sampai warna paling terang (putih) pada objek utama untuk memunculkan kontras
dan “centre of interest”. Centre of Interest terletak pada objek ayah dan ibu.
Pengoresan koas kedalam kanvas dilakukan sesuai dengan ide atau konsef yang
telah difikirkan sebelumnya. Dalam penuangan ide tersebut saya selaku pelukis
memulai dari warna gelap dan berangsur ke warna muda. Cat Warna yang dipakai
menggunakan cat minyak (oil color) yang bersifat opaque (menutup).
·
Finishing Touch untuk
memberikan aksen pada lukisan
Secara Estetis lukisan berjudul “Menunggu”
diolah melalui langkah berikut ini
:
·
Warna monokromatis coklat tua, coklat
muda, oker dimunculkan dengan tujuan untuk memberikan kesan klasik dan matang,
selain kesan kesederhanaan juga muncul
·
Volume objek diwujudkan
dengan system pencahayaan dan bayangan benda, khusus pada objek pewarnaan
dilakukan dengan system monokromatik (contoh warna coklat tua pada sisi yang
paling gelap sampai warna coklat kekuningan pada sisi yang paling terang).
·
Objek-objek dibuat
berbentuk realis, artinya warna dan bentuk menggambarkan pada kondisi real atau
sebenarnya.
·
Kesan ruang yang luas
diwujudkan dengan warna yang kontras antara background (coklat tua dan Coklat)
dan objek yang didominasi warna-warna yang memiliki intensitas lebih kuat,
selain itu diwujudkan dengan perspektif objek semakin jauh semakin kecil. Objek
yang deka dibuat dengan garis yang kuat dan warna pekat objek yang lebih jauh
lebih kabur.
·
Keseimbangan asimetris yang
diwujudkan dengan objek utama wanita tua dengan ruang kosong sebelah kiri lukisan
dan ritme yang progresif dinamis dibuat untuk mewujudkan kesan dinamis.
·
Kesatuan (unity) dalam
lukisan menggunakan prinsip kedekatan
(closure), kesinambungan (continuity)
dan kesamaan (similarity).
·
Objek-objek lukisan “Menunggu”
diwujudkan secara visual dengan maksud memberikan pesan kepada penikmat tentang
sosok seorang nenek yang sabar menunggu, yang dalam arti lebih jauh
menggambarkan sebuah perjalanan panjang dari proses kehidupan yang sangat
dinamis, sedih, senang, amarah, kebencian dan keikhlasan silih berganti
mewarnai kehidupan manusia. Untuk itu manusia senantiasa dituntut untuk sabar,
tawakal dan tawadlu dalam mengarungi kehidupannya.
Menunggu
Ukuran 40 x 40 cm
3. Tahap Akhir
Proses akhir dari pembuatan karya
lukis ini pelukis memberikan aksen pigura minimalis dengan warna hitam dop, hal
ini dilakukan untuk memberikan kesan anggun terhadap karya dan tidak terlalu
menonjol dari lukisan. Lukisan akan semakin menarik jika keberadaan pigura
sangat harmonis dengan lukisan.
Comments
Post a Comment